Selasa, 09 Juni 2009

YUUUK…!!! KITA MENCARI ALLAH…

Senda gurau di dambakan setiap insan….
Dihalaman pondok ramai penuh canda tawa anak-anak berlarian kian kemari penuh canda yang sangat membahagiakan bagi anak-anak yang melihatnya pastilah menginginkannya untuk ikut serta bermain.

Pondok pesantren anak yatim piatu “HIKMAH” penuh dengan anak-anak yang haus akan kasih sayang, tapi mereka semua terlihat begitu bahagianya, begitu ikhlasnya menjalani kehidupan walau pun tanpa di dampingi kedua orang tua kandung mereka.

Ketika itu Dina dan Dini saudara kembar yang telah di tinggalkan oleh ibu kandungnya sejak melahirkannya. Ayah Dina dan Dini telah meninggal ketika Dina dan Dini berusia 1 tahun karena kecelakan tertabrak truck saat mengayuh becak mencari nafkah untuk menghidupi kedua buah hatinya Dina dan Dini.

Sepeningalan kedua orang tua kandungnya, Dina dan Dini di asuh oleh neneknya yang sudah sebatang kara hidupnya. Dengan kehidupan yang serba kekurangan nenek Dina dan Dini tak sanggup lagi mengasuk kedua cucunya seorang diri, usia nenek Asih sebut saja sudah sangat renta untuk mengasuh kedua cucunya yang masih sangat kecil., dipihak lain nenek Asih harus mencari nafkah sebagai tukang sapu di pabrik penggilingan padi milik pak Somad.

Dengan derai air mata nenek Asih melepaskan kedua cucu kembarnya Dina dan Dini yang semata wayang dan sangat di cintainya ke panti asuhan “HIKMAH” yang tak jauh dari rumahnya.

Nenek Asih khawatir jika kedua cucunya terus menerus ikut dengan nya pertumbuhan kedua cucunya akan terhambat. Mencari uang untuk beli makan saja nenek Asih mengalami kesulitan dengan usianya yang sudah tua renta apalagi untuk beli susu Dina dan Dini.

Mereka menjalani hidup terkadang hanya bisa makan satu kali dalam satu hari. Setiap hari mereka menahankan rasa lapar yang tidak terkira.

Beras yang di dapat setiap hari hasil dari memunguti beras yang berjatuhan di tempat penggilingan padi tempat nenek Asih bekerja. Upah menyapu pagi dan sore yang ia dapat Rp 5000 untuk membeli lauk dan keperluan lainya belum lagi nenek Asih harus menyisihkan sebagian upahnya untuk bayar kontrakan gubuk yang di sewanya setiap bulan.

Walaupun usianya yang sudah renta nenek Asih tak pernah sekalipun meninggalkan kewajiban Sholat lima waktu dan sholat sunah selalu ia jalani.
Nenek Asih sangat tekun dalam beribadah.

Dengan kondisi nenek Asih seperti itu nenek Asih selalu mensyukuri yang Allah berikan padanya, kebahagiaan kian bertambah di kala nenek Asih setiap pagi dan sore sepulang dari menyapu di pabrik penggilingan padi nenek Asih selalu menyempatkan diri mengintip dari balik pagar besi melihat canda tawa cucunya Dina dan Dini yang kini sudah berusia 2 tahun.

Satu tahun sudah nenek Asih melepaskan kedua cucunya, untuk menguatkan hatinya nenek Asih selalu mengikhlaskan Dina dan Dini berpisah dengannya, entah apa jadinya jika Dina dan Dini masih ikut dengannya, mungkin nenek Asih tidak akan melihat kedua cucunya tertawa penuh canda seperti yang baru saja di lihatnya di balik pagar besi pondok pesantren.

Air mata bahagia membasahi pipi nenek asih yang sudah terlihat keriput di makan usia.

Puji syukur…ya Allah…ya Robbi…engkau telah memberikan kehidupan terbaik bagi cucuku Dina dan Dini.

Puji syukur…ya Allah…ya Robbi…engkau selalu hadir di dalam diri cucuku Dina dan dini.

Engkau selalu melindungi cucuku…terimakasih ya Allah…
Nenek Asih selalu mensyukuri nikmat yang Allah berikan dalam kondisi apapun.

Usia nenek Asih kini menginjak 78 tahun, tapi nenek Asih selalu mempunyai keinginan yang cukup besar walaupun kondisi nenek Asih selalu dalam kekurangan.

Keinginan nenek Asih untuk menghadap sang Khalik di Mekah menjadi keinginan yang tidak pernah terhapuskan.
Nenek Asih menginginkan di saat malaikat…..menjemput ajalnya sedang berada di tempat yang paling suci di mata Allah…

Bunyi rebana terdengar merdu tak jauh dari rumah nenek Asih, ada keramaian di sana, salah satu tetangga nenek Asih sedang mengadakan acara syukuran kelahiran seorang bayi yang mereka nantikan.

Nenek Asih terharu, bayangan di kala putrinya melahirkan cucu kembarnya Dina dan Dini hadir kembali di benaknya semua kenangan menggugah hatinya.

Puji syukur ya Allah …ya Robbi…
Allah telah mengingatkan lamunan nenek Asih untuk tidak mengenang kembali kenangan yang telah membuat putrinya meninggalkan untuk selamanya.

Nenek asih beranjak dari duduknya setelah sebelumnya nenek Asih menyempatkan diri pergi ke pondok “HIKMAH” memberikan mukena hasil jahitan tangan sendiri untuk kedua cucunya, ia beranjak dari tempat duduknya menuju beranda ke tempat biasa nenek Asih mengambil air wudhu….

Sholat sunah Dhua 12 rakaat tidak pernah nenek Asih tinggalkan walaupun usianya sudah renta.

Tok…tok…tok…
Assallamu allaikum….

Beberapa kali terdengar bunyi ketokan pintu tak menggerak kan pemilik rumah…
Assallamu allaikum …tak mendapatkan jawaban…

Tak lama terdengar jeritan seorang perempuan minta tolong….
Tolong…tolong…
Ibu nina berteriak minta tolong di saat mengantarkan makanan syukuran putrinya yang baru lahir, mendengar teriakan ibu Nina tetangga berbondong-bondong menuju rumah nenek Asih, ternyata pemilik rumah nenek Asih telah meninggal dunia dengan kondisi yang sangat membuat semua orang memuji nama Allah melihatnya.

Subhanaallah…..
Nenek Asih meninggal dalam kondisi sedang sholat sunat Dhuha 12 rakaat, tangannya menengadah menandakan sedang dalam kondisi berdo’a pada sang pencipta, Dalam kondisi duduk dan berdo’a nenek Asih dijemput ajalnya oleh malaikat pencabut nyawa malaikat…….menghadap sang Khalik.

Subhanaallah…
Allah telah mengabulkan do’a nenek Asih selama ini…
Allah telah mengabulkan keinginan terbesar nenek Asih selama ini.

Nenek Asih menghadap sang Khalik di tempat yang paling mulia di mata Allah dalam keadaan sholat sunat Dhua 12 rakaat, dan Allah telah mendirikan istana yang terindah di surga untuknya.

Sebelum kepergiaan nenek Asih menghadap sang Khalik nenek Asih di beri kesempatan bertemu kedua cucunya Dina dan Dini untuk memberikan mukena hasil jahitan tangan nenek Asih sendiri, kenangan yang tidak akan pernah di lupakan oleh Dina dan Dini.

Allah maha agung dan maha mendengar….
Tanpa kita sadari Allah SWT selalu berada didalam diri kita di saat suka maupun duka, Allah selalu memberikan yang terbaik bagi umatnya dan Allah selalu melindungi kita, Allah selalu mempunyai rencana yang terindah bagi umatnya.

Subhanaallah…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar